Siapa sih yang gak kenal jenis ikan satu ini? Ikan air tawar yang masuk kedalam keluarga ikan mas ini bernama latin Cyprinus rubrofuscus (agak sulit sih kalau dibaca, jadi kita panggil "koi" saja). Meski secara tampilan morfologi sama dengan ikan mas yang biasanya suka buat lauk, tapi ikan koi sudah masuk kedalam jenis yang beda lho ya.
Menurut cerita dari kakeknya Mapan dulu, ikan koi disinyalir berasal dari negeri tirai bambu (China) yang kemudian dibawa ke jepang sebagai salah satu pilihan lauk makan. Baru setelah puluhan tahun mengembang-biakkan ikan koi sebagai lauk, lambat laun penduduk jepang mulai menyadari bahwa ikan koi punya nilai estetika tinggi (aestetik kalo kata anak-anak jaman now). Ke-aestetik-an ini dijumpai ketika mereka menemukan ikan koi dengan corak merah dan biru muda (kalau sekarang para penghobi memanggil varietas ini dengan nama ASAGI).
Berawal dari perubahan sudut pandang terhadap ikan koi yang mulanya hanya sebagai lauk dan berubah pandangan sebagai ikan hias yang bernilai seni tinggi, selanjutnya para petani di jepang melakukan berbagai macam perjodohan pada ini ikan. Hingga pada sekitar tahun 1870 M ditemukan koi jenis KOHAKU. Sebelumnya antara tahun 1804-1829 ditemukan varietas koi dengan corak merah dan putih yang disebut koi bunka (koi putih dengan warna merah di pipi seperti saat "dia" malu-malu menatapmu). Dan antara tahun 1830 - 1943 ditemukan koi bertubuh putih bercorak merah di pipi, dahi dan bibir yang pada saat itu disebut dengan koi tenpo.
Percobaan perjodohan dan persilangan pada ikan koi terus dilanjutkan hingga pada tahun 1900 an ditemukan koi jenis Taisho sanke/sanshoku hasil persilangan koi hitam dengan koi kohaku. Baru pada sekitar tahun 1927 (setahun sebelum peristiwa sumpah pemuda di Indonesia) diperkenalkan jenis koi Showa Sanshoku.
Pernah suatu ketika pada bulan Pebruari 94 M, kaisar Kejkou mengunjungi propinsi mino dan jatuh cinta pada pandangan pertama kepada seorang gadis, yaitu anak dari pangeran Yasakairihiko Otohime. Ketika mendengar hal itu, sang putri menolak dan lari memasuki hutan. Sang kaisar tidak kekurangan akal. Dia terus berupaya menarik perhatian sang putri. Caranya, dengan mengambil ikan yang baru didatangkan dari china yang ada di penginapannya. Lalu kaisar mengundang putri untuk mengadakan jamuan makan. Setelah melihat ikan cantik yang dibawa oleh kaisar Kejkou, anehnya sang putri yang awalnya menolak, akhirnya mau menemui sang kaisar. Kemudian mereka bertemu dan saling jatuh cinta, yang dalam istilah bahasa Jepang disebut KOI. Dari cerita ini, orang menyebut ikan yang dipakai kaisar untuk memikat hati sang putri sebagai ikan koi.